BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di
dalam suatu masyarakat selalu masalah yang dibebut masalah sosial,
masyarakatlah yang menentukan sesuatu itu dapat disebut masalah sosial atau
bukan. Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur
kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika
terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan
hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Hal
yang paling mendominasi adanya masalah sosial adalah faktor ekonomi, karena
faktor inilah yang terlihat sangat mencolok denngan adaya banyak perbedaan yang
ada dalam tingkat perekoomian masyarakat.
Masalah
sosial yang lain yang sering timbul dikarenakan oleh adanya kemajuan teknologi
atau globalisasi. Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa
manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Perkembangan dunia
teknologi dan ilmu pengetahuan alam tidak hanya menimbulkan
keuntungan-keuntungan saja, namun ada juga dampak negatif yang harus
diperhatikan. Semua perubahan yang ada, termasuk masalah sosial, harus
diperhatikan dengan benar agar pemecahan masalahnya pun juga dapat maksimal.
B.
Rumusan Masalah
1)
Bagaimana pengertian
masalah sosial?
2)
Apa sajakah isu-isu
sosial yang ditimbulkan akibat kemajuan teknologi?
C.
Tujuan
1)
Mengetahui pengertian
masalah sosial.
2)
Mengetahui isu-isu
sosial yang ditimbulkan akibat kemajuan teknologi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Masalah
Sosial
Blumer (1971) dan Thompson (1988) mengatakan bahwa
yang dimaksud dengan masalah sosial adalah suatu kondisi yang dirumuskan atau
dinyatakan oleh suatu entitas yang berpengaruh yang mengancam nilai-nilai suatu
masyarakat sehingga berdampak kepada sebagian besar anggota masyarakat dan
kondisi itu diharapkan dapat diatasi melalui kegiatan bersama. Entitas tersebut
dapat merupakan pembicaraan umum atau menjadi topik ulasan di media massa,
seperti televisi, internet, radio dan surat kabar.
Jadi yang memutuskan bahwa sesuatu itu merupakan
masalah sosial atau bukan, adalah masyarakat yang kemudian
disosialisasikan. Dan tingkat keparahan masalah sosial yang terjadi dapat
diukur dengan membandingkan antara sesuatu yang ideal dengan realitas yang
terjadi (Coleman dan Cresey, 1987).
Contohnya adalah masalah kemiskinan yang dapat
didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya
suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang
dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku di masyarakat yang
bersangkutan (Suparlan, 1984).
Menurut
Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok
sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan
gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau
masyarakat.
Masalah
sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial
yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam
masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti
tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan
lain sebagainya.
Dan untuk memudahkan mengamati masalah-masalah sosial,
Stark (1975) membagi masalah sosial menjadi 3 macam yaitu :
1) Konflik dan kesenjangan, seperti:
kemiskinan, kesenjangan, konflik antar kelompok, pelecehan seksual dan masalah
lingkungan.
2) Perilaku menyimpang, seperti:
kecanduan obat terlarang, gangguan mental, kejahatan, kenakalan remaja dan
kekerasan pergaulan.
3) Perkembangan manusia, seperti:
masalah keluarga, usia lanjut, kependudukan (seperti urbanisasi) dan kesehatan
seksual.
Salah satu penyebab utama timbulnya masalah sosial
adalah pemenuhan akan kebutuhan hidup (Etzioni, 1976). Artinya jika seorang
anggota masyarakat gagal memenuhi kebutuhan hidupnya maka ia akan cenderung
melakukan tindak kejahatan dan kekerasan. Dan jika hal ini berlangsung lebih lama maka akan menyebabkan dampak yang sangat merusak
seperti kerusuhan sosial. Hal ini juga didukung oleh pendapatnya Merton dan
Nisbet (1971) bahwa masalah sosial sebagai sesuatu yang bukan kebetulan tetapi
berakar pada satu atau lebih kebutuhan masyarakat yang terabaikan.
Dengan menggunakan asumsi yang lebih universal maka
“tangga kebutuhan” dari Maslow dapat digunakan yaitu pada dasarnya manusia
membutuhkan kebutuhan fisiologis, sosiologis, afeksi serta aktualisasi diri,
meskipun Etzioni (1976) menjelaskan bahwa masyarakat berbeda antara satu dengan
yang lain terkait dengan cara memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena seorang
individu pada dasarnya merupakan hasil “bangunan” budaya dimana individu itu
tumbuh.
Hadley Cantrill (dalam Etzioni, 1976) melakukan
penelitian di 14 negara dengan menanyakan harapan, aspirasi dan pangkal
kebahagian kepada masyarakat di 14 negara tersebut diantaranya Brazil, Mesir,
India, Amerika Serikat dan Yugoslavia. Hasilnya adalah hampir semua responden
menyatakan bahwa faktor ekonomilah yang menempati urutan teratas terkait dengan
harapan, aspirasi dan kebahagian bila dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya.
Sebab lain adalah karena patologi sosial, yang
didefinisikan oleh Blackmar dan Gillin (1923) sebagai kegagalan individu
menyesuaikan diri terhadap kehidupan sosial dan ketidakmampuan struktur dan
institusi sosial melakukan sesuatu bagi perkembangan kepribadian. Hal ini
mencakup: cacat (defect), ketergantungan (dependent) dan kenakalan
(delinquent).
Para penganut perspektif patologi sosial pada awalnya
juga beranggapan bahwa masalah sosial dapat dilakukan dengan cara penyembuhan
secara parsial berdasarkan diagnosis atau masalah yang dirasakan. Tetapi
akhirnya disadari bahwa penyembuhan parsial tidak mungkin dilakukan karena
masyarakat merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan permasalahan
bersifat menyeluruh.
Jika ruang lingkup masalah
patologi sosial lebih mikro dan individual, maka dari perspektif “disorganisasi
sosial” menganggap penyebab masalah sosial terjadi akibat adanya perubahan yang
cukup besar di dalam masyarakat seperti migrasi, urbanisasi, industrialisasi
dan masalah ekologi.
Dengan memperhatikan perbedaan lokasi suatu daerah,
Park (1967), menemukan bahwa angka disorganisasi sosial dan timbulnya masalah
sosial yang tinggi ada pada wilayah yang dikategorikan kumuh akibat arus
migrasi yang tinggi, dan hal ini diperkuat dengan pendapat Faris dan Dunham
(1965), bahwa tingkat masalah sosial lebih tinggi di pusat kota secara
intensitas dan frekuensi dibandingkan daerah pinggiran.
Disamping itu industrialisasi-pun (selain memberikan
dampak yang positif) juga memberikan dampat yang negatif pada suatu masyarakat.
Penelitian yang dilakukan oleh Mogey (1956) menjelaskan bahwan pertumbuhan
industri kendaraan bermotor di kota Oxford menjadikan biaya hidup di kota
tersebut menjadi tinggi yang pada akhirnya akan mendorong buruh menuntut
peningkatan upah kerja.
Perlu ditambahkan juga disini, bahwa masalah sosial
tidak hanya karena kesalahan struktur yang ada di dalam masyarakat atau
kegagalan sistem sosial yang berlaku namun juga dari tindakan sosial yang
menyimpang atau yang dikenal sebagai “perilaku menyimpang” yaitu menyimpang
dari status sosialnya (Merton & Nisbet, 1961).
Misalkan seseorang yang sudah tua bertingkah laku
seperti anak-anak atau orang miskin bertingkah laku seperti orang kaya dan
lainnya. Dengan demikian, seseorang itu disebut berperilaku menyimpang karena
dia dianggap gagal dalam menjalankan kehidupannya sesuai harapan masyarakat.
Namun demikian, Heraud (1970) membedakan lagi jenis perilaku menyimpang ini,
apakah secara statistik, yaitu berlainan dengan kebanyakan perilaku masyarakat
secara umum ataukah secara medik, yang lebih menekankan kepada faktor “nuture”
atau genetis.
Ketidakmampuan seseorang dalam melakukan transmisi
budaya juga dapat menyebabkan permasalahan sosial. Cohen dalam bukunya
“Delinquent Boys : The Culture of the Gang” (1955) memaparkan hasil
penelitiannya. Ia memperlihatkan bahwa anak-anak kelas pekerja mungkin
mengalami “anomie” di sekolah lapisan menengah sehingga mereka membentuk budaya
yang anti nilai-nilai menengah. Melalui asosiasi diferensial, mereka meneruskan
seperangkat norma yang dibutuhkan melawan norma-norma yang sah pada saat
mempertahankan status dalam ‘gang’nya.
B.
ISU SOSIAL AKIBAT
KEMAJUAN DAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI
Perkembangan
dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi
kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut
kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat
mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot
manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan.
Begitupun
dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer,
seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai
bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang telah kita
capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak
kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
Bagi
masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek
dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan
memuja iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan
kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan
dan imortalitas. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia
tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan
kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia.
Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh
disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia. Kalaupun
iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti
iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan.
Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif.
Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan.
Dampak
positif dan dampak negative dari perkembangan teknologi dilihat dari berbagai
bidang:
1.
Bidang Informasi dan
komunikasi
Dalam
bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. Dari
kemajuan dapat kita rasakan dampak positipnya antara lain:
a) Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi
yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet
b) Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga
yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone
c) Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat
mudah.
Disamping
keuntungan-keuntungan yang kita peroleh ternyata kemajuan kemajuan teknologi
tersebut dimanfaatkan juga untuk hal-hal yang negatif, antara lain:
a) Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris
(Kompas).
b) Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang
terdapat di internet yang bisa disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan
tertentu.
c) Kerahasiaan alat tes semakin terancam. Melalui
internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan
dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet.
d) Kecemasan teknologi. Selain itu ada kecemasan skala
kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus,
kehilangan berbagai file penting dalam komputer inilah beberapa contoh stres
yang terjadi karena teknologi. Rusaknya modem internet karena disambar petir.
2. Bidang
Ekonomi dan Industri
Dalam
bidang ekonomi teknologi berkembang sangat pesat. Dari kemajuan teknologi dapat
kita rasakan manfaat positifnya antara lain:
a) Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
b) Terjadinya industrialisasi
c) Produktifitas dunia industri semakin meningkat
Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri
baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi
dan reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran yang akan semakin
meningkatkan produktivitas dunia ekonomi. Di masa depan, dampak perkembangan
teknologi di dunia industri akan semakin penting. Tanda-tanda telah menunjukkan
bahwa akan segera muncul teknologi bisnis yang memungkinkan konsumen secara
individual melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga pelayanan dapat
dilaksanakan secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi, dan yang lebih
penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.
d) Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja
untuk selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki.Kecenderungan
perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja
dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat.
Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan
tenaga kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai
dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut.
e) Di bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi mampu
menjadikan produk kedokteran menjadi komoditi Meskipun demikian ada pula dampak
negatifnya antara lain; 1. terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak
mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan; 2. Sifat konsumtif
sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan
generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki
jalan pintas yang bermental “instant”.
3.
Bidang Sosial dan
Budaya
Akibat
kemajuan teknologi bisa kita lihat:
a. Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar
yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi
sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis.
Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan
pria semakin menonjol. Data yang tertulis dalam buku Megatrend for Women: From
Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene & John
Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam kepemimpinan semakin
membesar. Semakin banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota
parlemen, senator, gubernur, menteri, dan berbagai jabatan penting lainnya.
b. Meningkatnya rasa percaya diri. Kemajuan ekonomi di
negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan
ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu
bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan
bangsa-bangsa Asia.
c. Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek
kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang
disiplin, tekun dan pekerja keras Meskipun demikian kemajuan teknologi akan
berpengaruh negatip pada aspek budaya:
a) Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat,
khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang
terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah
menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin
dalam rohani”. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin
meningkat semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat,
seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan
sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat
lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja
dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian,
corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
b) Pola interaksi antar manusia yang berubah. Kehadiran
komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah
pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka
peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar.Program internet
relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan
kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet)
telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan
saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui
internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan
komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik
mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.
4.
Bidang Pendidikan
Teknologi
mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara lain:
a. Munculnya media massa, khususnya media elektronik
sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru
bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang
memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi
terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi
yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat
abstrak.
c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka.
Dengan
kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan
guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan lain-lain. Disamping
itu juga muncul dampak negatif dalam proses pendidikan antara lain:
a. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes
inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses
melalui compact disk.. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi
yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu
dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut.
b. Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu
untuk melakukan tindak kriminal. Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan
juga mencetak generasi yang berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang
rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tingi maka orang akan berusaha menerobos
sistem perbangkan dan lain-lain.
5.
Bidang Politik
a. Timbulnya kelas menengah baru. Pertumbuhan teknologi
dan ekonomi di kawasan ini akan mendorong munculnya kelas menengah baru.
Kemampuan, keterampilan serta gaya hidup mereka sudah tidak banyak berbeda dengan
kelas menengah di negara-negera Barat. Dapat diramalkan, kelas menengah baru
ini akan menjadi pelopor untuk menuntut kebebasan politik dan kebebasan
berpendapat yang lebih besar.
b. Proses regenerasi kepemimpinan. Sudah barang tentu
peralihan generasi kepemimpinan ini akan berdampak dalam gaya dan substansi
politik yang diterapkan. Nafas kebebasan dan persamaan semakin kental.
c. Di bidang politik internasional, juga terdapat
kecenderungan tumbuh berkembangnya regionalisme. Kemajuan di bidang teknologi
komunikasi telah menghasilkan kesadaran regionalisme. Ditambah dengan kemajuan
di bidang teknologi transportasi telah menyebabkan meningkatnya kesadaran
tersebut. Kesadaran itu akan terwujud dalam bidang kerjasama ekonomi, sehingga
regionalisme akan melahirkan kekuatan ekonomi baru.
BAB III
PENUTUP
1.
Simpulan
Masalah sosial adalah
suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang
membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara
unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti
kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul
akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan
realita yang ada.
Isu-isu sosial dapat
terjadi di dalam bidang-bidang seperti:
1) Bidang informasi
dan komunikasi
2) Bidang ekonomi dan
industri
3) Bidang sosial dan
budaya
4) Bidang pendidikan
5) Bidang politik
2.
Saran
Setelah
membaca makalah ini diharapkan dapat mengetahui masalah-masalah sosial yang ada
dalam masyarakat dapat dijadikan pembelajaran dan dapat mengambil jalan
penyelesaian yang terbaik.
DAFTAR PUSTAKA
http://kasebunce.blogspot.com/2014/03/tugas-iii-komputer-dan-masyarakat.html
http://afdanir.wordpress.com/2011/03/29/isu-sosial-akibat-kemajuan-dan-penggunaan-teknologi/
http://umum.kompasiana.com/2009/07/06/masalah-masalah-sosial/
http://organisasi.org/definisi-pengertian-masalah-sosial-dan-jenis-macam-masalah-sosial-dalam-masyarakat